PARMAKSIAN – PT Toba Pulp Lestari (TPL) Tbk, saat ini terus menjalankan proyek peremajaan pabrik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan, serta mengurangi emisi dan membuat kinerja pabrik semakin efisien. Hal ini sejalan dengan komitmen jangka panjang TPL untuk terus melakukan perbaikan menuju “zero smell” (mengurangi aroma bau secara signifikan).
Digester atau cooking plant yang diperbarui berukuran 75 x 33 meter dan menerapkan teknologi terkini. Projek pembangunannya akan memproses serpihan 100% serat kayu eucalyptus (bahan baku pulp) dari perkebunan HTI yang telah dikelola secara berkelanjutan selama ini, Sistem baru ini menggunakan teknologi cold blow dan non-condensable gas, sehingga bau yang dihasilkan dalam proses pemasakan serpih kayu dapat berkurang secara signifikan menuju zero smell.
“Perlu saya sampaikan kembali bahwa tujuan utama peremajaan pabrik bertujuan untuk peningkatan kinerja lingkungan, supaya pabrik TPL lebih ramah lingkungan terutama menuju zero smell, dan bukan untuk peningkatan kapasitas produksi. Kalau untuk kapasitas produksi tetap sama yakni 240 ribu ton pertahun,” sebut Diretur TPL Mulia Nauli, Jum’at (4/1/2019).
Menurutnya teknologi yang digunakan pabrik ini akan semakin ramah terhadap lingkungan, bahkan sistem terbaru di cooking plant dan tambahan fasilitas yang diperbarui akan mengurangi penggunaan listrik, bahan kimia serta limbah padat. Selain keuntungan di atas, kualitas hasil pemasakan bubur pulp menjadi lebih baik dan penggunaan uap akan berkurang hingga 33%.
Selain itu Mulia Nauli juga mengungkapkan dengan penggunaan sistem baru ini, TPL merupakan perusahaan pengolah bubur pulp terintegrasi yang menggunakan energi bio masa terbarukan. Karenanya perusahaan juga berkomitmen secara penuh untuk menjalankan pengelolaan Hutan Tanaman Industri (HTI) secara berkelanjutan. Sehingga memberikan kontribusi dan menjalin hubungan yang kuat dan baik, dengan masyarakat serta secara terus menerus meningkatkan kinerja lingkungan di pabrik.
“Perusahaan terus berkomitmen untuk menjalankan pengelolaan HTI secara berkelanjutan dan terus menerus meningkatkan kinerja lingkungan, sekaligus meningkatkan kontribusi nyata dan memberikan kontribusi yang baik dengan masyarakat,” ungkap Mulia Nauli. (rel/rom)
Digester atau cooking plant yang diperbarui berukuran 75 x 33 meter dan menerapkan teknologi terkini. Projek pembangunannya akan memproses serpihan 100% serat kayu eucalyptus (bahan baku pulp) dari perkebunan HTI yang telah dikelola secara berkelanjutan selama ini, Sistem baru ini menggunakan teknologi cold blow dan non-condensable gas, sehingga bau yang dihasilkan dalam proses pemasakan serpih kayu dapat berkurang secara signifikan menuju zero smell.
“Perlu saya sampaikan kembali bahwa tujuan utama peremajaan pabrik bertujuan untuk peningkatan kinerja lingkungan, supaya pabrik TPL lebih ramah lingkungan terutama menuju zero smell, dan bukan untuk peningkatan kapasitas produksi. Kalau untuk kapasitas produksi tetap sama yakni 240 ribu ton pertahun,” sebut Diretur TPL Mulia Nauli, Jum’at (4/1/2019).
Menurutnya teknologi yang digunakan pabrik ini akan semakin ramah terhadap lingkungan, bahkan sistem terbaru di cooking plant dan tambahan fasilitas yang diperbarui akan mengurangi penggunaan listrik, bahan kimia serta limbah padat. Selain keuntungan di atas, kualitas hasil pemasakan bubur pulp menjadi lebih baik dan penggunaan uap akan berkurang hingga 33%.
Selain itu Mulia Nauli juga mengungkapkan dengan penggunaan sistem baru ini, TPL merupakan perusahaan pengolah bubur pulp terintegrasi yang menggunakan energi bio masa terbarukan. Karenanya perusahaan juga berkomitmen secara penuh untuk menjalankan pengelolaan Hutan Tanaman Industri (HTI) secara berkelanjutan. Sehingga memberikan kontribusi dan menjalin hubungan yang kuat dan baik, dengan masyarakat serta secara terus menerus meningkatkan kinerja lingkungan di pabrik.
“Perusahaan terus berkomitmen untuk menjalankan pengelolaan HTI secara berkelanjutan dan terus menerus meningkatkan kinerja lingkungan, sekaligus meningkatkan kontribusi nyata dan memberikan kontribusi yang baik dengan masyarakat,” ungkap Mulia Nauli. (rel/rom)