Kapal Fhisser & Pukat Teri Gabion Belawan di Soal, KKP Diminta Segera Copot Kepala PSDKP Belawan -->

Advertisement

Advertisement

Kapal Fhisser & Pukat Teri Gabion Belawan di Soal, KKP Diminta Segera Copot Kepala PSDKP Belawan

Selasa, 10 Desember 2019

BELAWAN, POC- Dua jenis kapal ikan di gabion Belawan yang diduga dinilai penghancur dan perusak nelayan kecil bebas beroperasi di laut pantai Barat dan Timur wilayah Sumatera Utara.

Kapal itu disebut fhisser dan pukat teri gabion Belawan. Menanggapi persoalan masalah tentang kapal tersebut, Ketua Aliansi Wartawan Medan Utara (Awan Mera) Nursidin melalui bidang SDM Hans Marpaung mendesak Kementerian Kelautan Dan Perikanan (KKP) copot jabatan dua lembaga yang terkait.

"Dinas Kelautan Dan Perikanan Sumut yang mengeluarkan izin kapal ikan Fhisser dan pukat teri Gabion Belawan harus bertanggung jawab dengan izin yang dikeluarkan. Sementara Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan Belawan harusnya mengawasi kapal ikan Gabion Belawan agar pengusaha ikan di Gabion Belawan tidak melakukan markdown (Penyimpangan Growtston-red) kapal dan kecurangan alat tangkap," tegas Hans Marpaung saat ditemui wartawan, Senin (9/12/2019).

Lanjut dikatakan Hans Marpaung, kapal ikan Fhisser menggunakan daya lampu sorot dengan kapasitas tinggi hingga terlalu terang, bisa mematikan bibit-bibit anak ikan dan memakai alat tangkap pukat lingkar, serta growthstonsnya diyakini bermasalah. Begitu juga dengan kapal ikan teri, izin operasionalnya serta ukuran kapalnya  diyakini tidak sesuai dengan izin yang dikeluarkan Diskanla Sumut. Oleh karena itu, kita mendesak KKP RI segera mencopot kepala PSDKP Belawan Donny dan mencopot jabatan Kadiskanla Sumut," ucapnya.

Hal senada juga dikatakan nelayan pukat teri Gabion Belawan berinisial IL. Menurut ia (IL) hatinya nolak dengan sistem operasi pukat teri, namun karena keadaan dirinya ia terpaksa melaut ikut pukat teri.

"Sebenarnya pak yang meresahkan nelayan kecil itu jaring pukat teri, karena operasinya di pinggir tak jauh dari daerah nelayan jaring. Mata pukatnya kecil hingga semua jenis ikan masuk. Ukuran kapalnya juga diduga masalah, selain itu, banyak anak di bawah umur juga ikut melaut," jelas 'IL' yang minta namanya disembunyikan. 

Saat ingin dikonfirmasi oleh awak media, Senin (9/12/2019) Kepala Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Belawan Donny tidak berada di kantornya. Security mengatakan, pak Donny sudah dua Minggu di luar kota. "Saya sudah tanyakan ke dalam, tidak ada yang berwenang yang bisa dijumpai, pak Donny sudah dua Minggu di luar kota," dalih Security yang melindungi atasannya. (Noi)