Musa Rajekshah Ingin Sumut kembali Lahirkan Banyak Ulama -->

Advertisement

Advertisement

Musa Rajekshah Ingin Sumut kembali Lahirkan Banyak Ulama

Selasa, 02 April 2019

MEDAN, POC - Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagub Sumut) Musa Rajekshah mengatakan keinginannya untuk mengembalikan Sumatera Utara (Sumut) menjadi Negeri Para Ulama. Hal itu disampaikannya usai menghadiri acara Isra Mi'raj 1440 H yang diadakan Ikatan Keluarga Muslim Taman Setia Budi Indah (IKMT) di Lapangan Sepak Bola komplek Taman Setia Budi Indah (Tasbih), Jalan Setia Budi Medan, Senin malam (1/4/2019).

"Saya ingin membangkitkan semangat agar anak-anak muda sekarang gemar ke masjid, bagaimana ulama dahulu yang gemar ke masjid, sehingga dari anak anak muda itu kembali lahir ulama besar dari Sumatera Utara, karena di tanah kita ini dahulu terkenal sebagai negeri para ulama," ucap Wagub.

Ketika ditanya tentang kemungkinan pembuatan Peraturan Daerah (Perda) seperti Subuh Berjamaah dan Magrib Mengaji, menurut Wagub masih perlu adanya kajian dan pembahasan dengan legislatif. "Nanti kita lihat, karena ini berkaitan dengan Perda yang harus dibahas juga oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara," ujar Musa Rajekshah yang akrab disapa Ijeck. 
Dalam kegiatan yang sama, Ketua IKMT Djamaluddin berharap dengan kehadiran Ustaz Abdul Somad (UAS) bisa memberikan tausyiah yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, dan mampu untuk mengajak jamaah yang hadir untuk berdonasi membangun Masjid Al Musabbihin yang ada di kompleks tersebut.

"Mari kita sama sama dengarkan tausyiah UAS, terima kasih untuk waktunya, telah mau hadir ke acara Isra Mi'raj kami. Semoga bisa membawa keberkahan dan kedamaian pada kita semua, karena ini merupakan harapan lama kami untuk bisa menghadirkan UAS berada di tengah tengah kita, hal ini harus kita sambut dengan doa, semoga ustadz panjang umurnya dan diberikan kesehatan," jelasnya.

Ia pun bercerita awal pembangunan masjid. "Mula nya Pak Yopi mewakafkan sebidang tanah sebelum ia meninggal, saat ini pembangunan masjid sudah mencapai 68 %, untuk mewujudkan masjid yang berdaya tampung hingga 3.000 jamaah pengurus membutuhkan dana sebanyak Rp 9,5 M dan masih membutuhkan Rp 2,2 M lagi," terang Djamaluddin.

Menyahuti hal tersebut, UAS pun memberi tausyiah tentang asal muasal peradaban Islam, dimana masjid adalah bangunan yang pertama kali dibangun. "Dalam ajaran agama Islam, bangunan yang pertama kali dibangun di muka bumi adalah masjid bukan kantor gubernur,  jadi bantulah pembangunan masjid karena insyaAllah amal itu lah nanti yang membantu mu saat sulit, kalau komplek kita mau berkah  bangunlah masjid dulu," ucap UAS.

Lalu, UAS juga sempat menyinggung tentang kebijakan pertama Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara. "Pemimpin mana yang usai dilantik hal pertama ia lakukan adalah mengajak seluruh aparatur sipil negara (ASN) yang beragama Islam di lingkungan kantor gubernur agar melaksanakan shalat berjamaah di Masjid Agung Medan, makanya saya bangga dengan kepemimpinan mereka," tambah UAS.

Ia pun bercerita ketika datang ke Medan, yang pertama kali ia bayangkan adalah Masjid Raya Al-Mashun, itu menunjukan bahwa masjid itu sangat penting pada peradaban, selain itu masjid juga sebagai tempat rakyat untuk bertemu dengan pemimpinnya.

"Biasanya caleg datang ke masjid menjelang pemilu, tapi beruntunglah warga di Sumatera Utara, walau sudah terpilih warga masih bisa bertemu dengan pemimpinnya di masjid, mau bertemu Pak Edy bisa dijumpai di Masjid Agung, mau ketemu Bang Ijeck setiap subuh pasti selalu berjamaah di masjid dekat rumahnya," tambah UAS.

Banyak hal yang diajarkan di dalam masjid, tidak ada beda pejabat dengan orang biasa, tidak ada beda kulit putih dengan hitam, tidak ada beda Batak dengan Melayu. “ Ketika sedang di masjid pula kita sedang membersihkan hati, dari kesombongan dan penyakit hati lainnya, di masjid kita juga diajarkan untuk taat pada pemimpin,” ujarnya. (mar)