Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas mengatakan pihaknya sudah melakukan operasi pasar untuk menekan kenaikan harga beras. Meski sudah melakukan operasi pasar, ia heran saat ini harga beras masih tinggi di pasaran.
Oleh karena itu, Buwas mengatakan pihaknya akan mengevaluasi hal apa yang membuat efektivitas operasi pasar tak optimal.
"Kenapa kok sekarang masih tinggi harganya? Nah ini mungkin nanti kita bahas dari sisi mana nih," katanya di Istana Negara, Jakarta, Selasa (31/1).
Menurutnya, harga beras kini sedang naik-naiknya. Padahal, tingginya harga beras berkontribusi terhadap kenaikan inflasi.
"Yang jelas, Bulog ini kan mendapat penugasan kemarin untuk operasi pasar, kita sudah lakukan juga ke seluruh wilayah,"
Buwas diundang oleh Presiden Joko Widodo hari ini ke istana presiden. Undangan ini muncul di tengah kencangnya isu rehsuffle kabinet.
Ia mengaku belum tahu agenda apa yang akan dibahas nanti bersama Jokowi. Namun, Buwas menduga pembahasannya nanti seputar kesiapan Bulog, terutama terkait stok dan harga beras dan pangan lainnya jelang ramadan dan lebaran.
"Belum tahun nih. Yang jelas masalah untuk menjelang masa lebaran. Kesiapan untuk masalah kebutuhan pokok, termasuk beras," imbuhnya.
Buwas menjelaskan Bulog mendapat penugasan untuk menambah stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang kini tersisa 570 ribu ton. Sementara angka aman cadangan sebesar 1,2 juta ton. Meski begitu, ia memastikan cadangan beras Bulog saat ini masih aman.
"Aman. Memang kalau kita itu tidak masuk standar yg di atas 1 juta (ton) karena memang keterbatasan. Sekarang kan belum masa panen. Yang dikuasai oleh Bulog masih di atas 600 (ribu ton)," ungkapnya.
Ia memperkirakan pada Maret hingga Juni akan ada panen raya sehingga penugasan pada Bulog harus menyediakan stok beras sebesar 2,4 juta ton terpenuhi.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) per 30 Januari 2022, harga beras mencapai Rp11.450 per kg. Adapun harga beras premium Rp13.300 per kg.
Sumber: CNNIndonesia