Zulkifli dan Warga Amplas Kecewa, OPD Malas Serap Aspirasi Masyarakat -->

Advertisement

Advertisement

Zulkifli dan Warga Amplas Kecewa, OPD Malas Serap Aspirasi Masyarakat

Selasa, 19 Februari 2019

MEDAN, POC - Lagi-lagi kekecewaan mendera warga Kecamatan Medan Amplas, lantaran tak satu pun perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menghadiri reses Anggota DPRD Medan untuk mendengarkan aspirasi mereka.

Dua OPD, yakni Dinas Perkim PR dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) tak menghadiri reses I tahun 2019 yang digelar anggota DPRD Medan Zulkifli Lubis di hari kedua, di Jalan Bajak II, Amplas, Selasa (19/2/2019).

"Padahal reses ini digelar agar diketahui apa permasalahan masyarakat, tapi tak satu pun perwakilan OPD hadir. Ini kan mengecewakan sekali, seolah aspirasi masyarakat disepelekan. Kita minta walikota bersikap tegas terhadap OPD yang malas mendengar keluhan masyarakat,"tegas Zulkifli dihadapan ratusan warga yang hadir di resesnya.

Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini mengapresiasi masyarakat yang rela berpanas-panasan dan duduk berdesakan di tengah teriknya matahari, untuk menyampaikan aspirasi mereka. "Masyarakat antusias menghadiri reses, karena apa? Mereka ingin didengar keluhannya, ingin mendapat solusi. Tapi malah Pemerintah Kota Medan yang malas-malasan menanggapi. APBD itu uang rakyat, rakyat berhak mendapat kenyamanan. Jangan sepelekan aspirasi mereka,"tukas dewan yang duduk di Komisi C DPRD Medan ini.

Pada reses kali ini, beberapa masyarakat meminta agar dilakukan fogging guna mengantisipasi penyakit demam berdarah dengue (dbd). Seperti yang disampaikan Yuni, warga Jalan Bajak II H. Ibu rumah tangga ini kuatir, dia dan keluarganya terkena demam berdarah. "Kami mohon pada bapak Zulkifli agar menyampaikan ke dinas kesehatan segera dilakukan fogging. Kawasan kami sering banjir jika hujan, kami kuatir terkena penyakit dbd,"sebut wanita berhijab ini.

Berbeda dengan Suriati, warga Lingkungan 9 yang menyoalkan kebijakan PLN mengalihkan listrik dari 450 ke 900. "Listrik kami jadi mahal sejak dialihkan ke 900 watt. Setiap bulan kami harus bayar Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu,"keluhnya.

Sedangkan Ayu, warga Gang Mesjid menanyakan pipa PAM yang tak masuk ke kawasan mereka. Sri Rahmayani, warga Jalan Bajak III meminta diadakan lampu jalan karena kawasan mereka rentan terjadi kriminalitas, seperti pencurian dan jambret. Tak hanya itu, dia juga menuturkan, beberapa hari lalu terjadi pencurian sepeda motor di mesjid. "Kawasan kami rawan kriminalitas, tolonglah diadakan lampu jalan,"kata Sri.

Sementara Wenita, warga Jalan Bajak IV menanyakan kapan dilakukan pendataan dan direalisasikan gas alam di rumah warga.

Menjawab soalan Wenita, Zulkifli menyebutkan saat ini sedang dilakukan pendataan. Namun menyoal realisasi gas alam ke rumah warga, dia tak bisa memastikan.

Menyoal pemfoggingan, Zulkifli meminta jika didapati adanya kasus dbd segera dibawa ke rumah sakit. Lalu dilapor ke kelurahan dengan membawa hasil laboratorium. 
"Jadi jika memang ada kasus dbd, segera laporkan ke kelurahan agar disampaikan ke dinas kesehatan biar dilakukan fogging. Tapi saat ini saya juga meminta agar segera dilakukan pemfoggingan di lingkungan 7 sampai 14, karena dikawasan itu rentan demam berdarah,"pinta Zulkifli.

Dia juga menyatakan kecewa karena ketidakhadiran Dinas Perkim menjawab soalan masyarakat untuk pengadaan pipa air bersih. Selain itu, masyarakat juga memasalahkan KTP yang sudah berbulan-bulan tak kunjung diperoleh. Tapi sayangnya, Disdukcapil tak hadir di reses untuk mendengar keluhan masyarakat.

Sebelumnya di reses hari pertama Zulkifli Lubis, yang digelar di Jalan Bajak II, Senin (18/2/2019), dua OPD yang diundang yakni Dinas Kesehatan dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) juga tak hadir. Kekecewaan pun dilontarkan Zulkifli dan Lurah Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Siska Ayu. Padahal dalam reses tersebut, Siska meminta agar dilakukan perbaikan jalan dan drainase di kelurahannya. Selain itu, dia juga menyebutkan wabah demam berdarah yang menjadi polemik masyarakat. (maria)