STTSI Motivasi Terry Menjadi Teknisi Handphone Handal -->

Advertisement

Advertisement

STTSI Motivasi Terry Menjadi Teknisi Handphone Handal

Minggu, 23 September 2018

SURABAYA, POC - Mendapat cacat fisik pada usia muda, tentu menjadi momok menakutkan bagi semua orang. Terlebih, bilamana kenyataan pahit itu harus diterima tatkala diri kita sedang duduk di bangku SMA.

Namun, kenyataan tersebut harus diterima pemuda asal Gresik yang kini berusia 23 tahun, Terry Eka Yanto manakala dirinya mengalami sebuah kecelakaan yang menyebabkan sebelah kakinya harus di amputasi.

"Kaki saya diamputasi saat saya masih kelas 1 SMA," sebut Terry belum lama ini saat ditemui di Sekolah Teknisi Telepon Seluler Indonesia (STTSI).

Hal itupun jelas membuat dirinya shock berat. Bahkan, Terry juga memutuskan untuk berhenti dari dunia pendidikan, karena tak bisa menerima kenyataan bahwa sebelah kakinya sudah tak ada lagi.

"Karena kaki saya di amputasi, saya pun shock dan saya memutuskan berhenti sekolah saat itu," kata Terry menceritakan pengalaman pahit dalam hidupnya.

Setelah terpuruk hampir selama 7 tahun, perlahan Terry pun bangkit dengan semangat dan dukungan dari orang-orang terdekatnya. Bahkan sebagai motivasi untuknya dirinya pribadi, Terry selalu mengikuti acara Hitam Putih yang di pandu oleh Dedy Corbuzer di salah satu siaran televisi swasta.

"Setelah 7 tahun berlalu, saya pun mencoba bangkit lagi dengan dukungan dan semangat dari keluarga dan kawan-kawan saya. Dan saat saya lihat acara Hitam Putih di televisi, saya juga mendapatkan banyak motivasi diri disitu," ungkapnya.

Terry yang kini terdaftar sebagai salah seorang siswa di STTSI juga mengaku bahwa dirinya mendaftar di STTSI agar kedepan dirinya dapat memiliki keahlian dan bisa berwirausaha sendiri. Dimana informasi tentang STTSI itu sendiri, akunya, di dapatnya dari internet dan juga kabar dari seorang temannya.

"Beberapa waktu lalu, saya di kabari seorang teman saya ada sekolah khusus untuk pendidikan teknisi handphone (HP). Kemudian saya coba cari di internet, lalu saya pun memberanikan diri untuk bisa mendaftar disini (mendaftar di STTSI, - red)," ucapnya.

Terry pun mengaku sempat pesimis saat mendaftar di STTSI, karena ia takut akan di asingkan saat belajar. Namun setelah dirinya resmi terdaftar di STTSI, kata Terry, pihak STTSI tak pernah membedakan siswa lain dengan dirinya yang memiliki keterbatasan fisik.

"Alhamdulillah, saat belajar disini saya dan siswa lainnya tak pernah dibeda-bedakan," ujar Terry yang merasa bahagia karena dapat menimba ilmu di STTSI.

Sebagaimana diketahui, STTSI merupakan sarana pendidikan teknisi telepon seluler pertama di Indonesia. STTSI sendiri adalah kolaborasi dari dua lembaga pelatihan teknisi handphone tertua di Jawa Timur yang telah berpengalaman belasan tahun mencetak ribuan teknisi ponsel di Indonesia, yakni MICROMEDIA dan PTC Indonesia.

STTSI juga siap memberikan yang terbaik dalam membina dan mendidik para peserta didiknya untuk menjadi seorang Teknisi Handphone yang handal, mandiri, dan bisa dipercaya sebagai pengusaha jasa service/counter Handphone (Enterpreneurship) yang berpotensi dan pandai dalam berbisnis.

Sebab, STTSI merupakan Lembaga berijin pelatihan resmi/legal/terdaftar sekaligus Mitra dari berbagai SKPD pemerintah Propinsi, Kota Dan kabupaten di Jawa Timur. Bahkan untuk tenaga pengajarnya juga memiliki sertifikat dari BNSP.

Selain itu, kurikulum yang diajarkan juga disesuaikan dengan SKKNI 421 dan materi uji kompetensi BNSP yang dipadukan dengan pengalaman praktisi belasan tahun dan materi kasus terkini oleh tentor berpengalaman belasan tahun baik nasional maupun internasional. (Rel/*)